Senin, 30 Maret 2009

Menggunakan Nanopartikel Emas Untuk Menahan HIV

Para peneliti percaya bahwa nanopartikel
emas dapat menjadi sumber kehidupan baru karena
menjanjikan sumber obat yang baru. Mengingat
obat yang sebelumnya didesain untuk
menghentikan HIV, tidak dipergunakan lagi
karena efek sampingnya. Obat tersebut adalah
TAK-779, yang pertama kali diajukan oleh para
peneliti pada 1996 dan dibuktikan efektif menahan
virus dari sistem kekebalan tubuh. Tapi dihentikan
pada 2005 karena ditemukan tanda iritasi pada
bekas injeksinya, sedangkan penggunaan secara
dosis minum kurang efektif.
Para peneliti telah mengetahui bahwa
molekul garam amoniak memicu hasil yang jelek.
Namun mereka tidak dapat menemukan pengganti
yang mampu menunjukkan fungsinya dengan mengikatkan obat ke sel T, yaitu sel darah putih
yang melawan infeksi termasuk HIV.
Meski TAK-779 dikatakan sukses, Christian Melander, asisten profesor kimia di
Universitas negeri North Carolina mengatakan para ilmuwan terus mencari penggantinya,
yang mungkin mereka ternyata telah menemukannya.
Melander dan koleganya, David Mergolis, profesor penyakit menular di Universitas
negeri North Carolina, dan Daniel Feldheim, dari asosiasi profesor analitik dan material kimia
di Universitas Colorado, melaporkan pada Journal of the American Chemical Society bahwa
nanopartikel emas mungkin adalah jawabannya.
Para teknisi di MIT telah mempelajari potensial nanopartikel emas yang digunakan
untuk menembus membran pelindung disekitar sel tanpa merusaknya. Tapi, ketika ilmuwan
MIT menggunakan nanopartikel sebagai perantara pengantar obatnya, Melander dan timnya
ingin nanopartikel juga menjadi bagian dari obatnya itu sendiri.
“Ini seperti kamu mengambil sebuah partikel dan menyusunnya dengan sesuatu yang
dapat mengikat reseptor untuk menahannya,” katanya.
Peneliti menemukan pada tes di laboratorium dimana 12 molekul TAK-779 (yang
dimodifikasi tanpa mengandung molekul garam amonia) dirangkaikan dengan satu
nanopartikel emas, memberikan hasil yang sama untuk menahan HIV. “Ini adalah bukti dari
konsepnya yang ternyata menunjukkan keberhasilan,” kata Melander, yang memulai proyek
ini dua tahun lalu.
Ukuran dari partikel emas (dengan diameter 2 nanometer) cocok dengan protein HIV
yang mereka coba menahannya. Ini akan membuatnya cocok untuk menghentikan protein
viral dari kontak dengan reseptornya, ujar Joseph Wedekin, dari asosiasi profesor biokimia
dan biofisika di University of Rochester School of Medicine and Dentistry.
Masalahnya adalah HIV akan menyerang reseptor yang berbeda pada sel T. Dan
hambatan lainnya adalah bahwa HIV memiliki kemampuan untuk bermutasi, dan dapat
menjadi kebal terhadap obat yang diberikan untuk kesekian kalinya. Ia juga menyatakan,
langkah berikutnya adalah membuat nanopartikel mampu mengantar obat anti-HIV langsung
ke otak manusia, dimana HIV bersembunyi, bereplikasi dan bermutasi. ”Banyak obat tidak
bisa mencapai otak, meskipun virus mampu.”

Selasa, 17 Maret 2009

Belajar Jangan Pernah Berhenti

Saudaraku...tidak pernah ada kata berhenti untuk belajar,
Ada sebuah pepatah yang mengatakan "Belajarlah muai dari ayunan sampai ke liang kubur"
Berangkat dari pepatah tersebut, mari sama-sama kita menerapkan...walau sudah berapapun usia kita jangan pernah berpikir untuk istirahat belajar...karena dengan belajar kita akan mengetahui dunia ini, kita akan ketinggalan kalau tidak belajar.
Sebagai pengalaman pribadi saya, saya belajar di sekolah formal..mulai dari tingkat SD dan sampai sekarang sedang menjalani kuliah lanjutan di jenjang master (S2).

Negara kita yang kaya akan SDA namum masih kurang SDM jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang tidak punya SDA, mari sama-sama kita belajar,,terutama untuk kita sendiri, karena dalam sebuah Hadits Rasulullah S.A.W mengatakan "Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu setingkat dari orang yang tidak berilmu.